MELAKUKAN HAJI DAN UMROH SETIAP HARI

Pertanyaan
Apakah shalat Isyrâq (shalat sunnah sesudah shalat Subuh sebanyak dua raka’at) itu disyariatkan? Apakah benar apabila melakukan shalat itu pahalanya sama dengan melakukan haji dan umrah? Terima kasih atas jawabannya.
Jawaban.
Banyak pertanyaan seputar masalah Shalat Isyrâq dan pensyariatannya. Penamaan Shalat Isyrâq atau Syurûq atau Thulû’, karena pelaksanaannya berkaitan dengan waktu matahari terbit (mulai memancarkan sinarnya) dan dilaksanakan saat awal waktu dhuha. [Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi, 3/157 dan Bughyatul Mutathawwi’, hlm. 79].
Shalat ini disyariatkan dan memiliki pahala sama dengan pahala haji dan umrah sebagaimana diceritakan oleh Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah, kemudian ia duduk – dalam riwayat lain: ia menetap di masjid – untuk berzikir kepada Allâh sampai matahari terbit, kemudian ia shalat dua raka’at, maka ia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.[HR at-Tirmidzi, II/481 no.586 dan dinilai sebagai hadits hasan oleh Syaikh al-Albâni dalam Silsilah al-Ahâdîtsish Shahîhah, IX/189 no.3403, dan Misykatul Mashâbîh, I/212 no.971, dan Shahîhut Targhîb wat Tarhîb, I/111 no.464].
Hadits ini juga dikuatkan dengan adanya hadits:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ:”مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ”.
Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu , ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengerjakan shalat Shubuh di masjid secara berjamaah, lalu dia tetap berada di dalam masjid sampai melaksanakan shalat sunnah (di waktu) Dhuha, maka (pahala) amalannya itu seperti pahala orang yang menunaikan ibadah haji atau umrah secara sempurna”. [HR Thabrani, VIII/154 no.7663. Hadits ini dinyatakan sebagai hadits hasan li ghairihi oleh Syaikh al-Albâni rahimahullah dalam Shahîhut Targhîb wat Tarhîb, I/112 no.469].
Hadits Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu di atas menunjukkan besarnya keutamaan duduk menetap di tempat shalat setelah shalat Shubuh berjamaah sembari berdzikir kepada Allâh Azza wa Jalla sampai matahari terbit, kemudian melakukan shalat dua rakaat [Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi, 3/157 dan at-Targhib watTarhib, 1/111 – Shahîhut Targhîb wat Tarhîb].
Shalat ini dilaksanakan sesaat matahari telah terbit dan agak naik setinggi satu tombak (lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi, 3/158), atau berkisar 12 hingga 5 menit setelah matahari terbit, sebagaimana dijelaskan Syaikh Muhammad bin Shâlih al-Utsaimin rahimahullah dalam asy-Syarhul-Mumti’, 2/61.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XVI/1434H/2013. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079 ]
Sumber: https://almanhaj.or.id/5481-pahala-shalat-isyrq-sama-dengan-melakukan-haji-dan-umrah.html